Friday, October 19, 2007

psikologi_1

Mengenal emosi marah

Oleh Achmanto Mendatu

Emosi marah merupakan salah satu jenis emosi yang dianggap sebagai emosi dasar dan bersifat universal. Semua orang dari semua budaya memiliki emosi marah. Biasanya, marah dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari agresi, kekejaman dan kekerasan. Marah dianggap memicunya. Oleh karenanya pembahasan marah biasanya selalu dikaitkan dengan agresi dan kekerasan. Emosi marah dinilai negatif oleh masyarakat karena sifat destruktifnya. Orang yang marah bisa menjadi kejam dan tidak berperikemanusiaan. Marah pun sering bernilai negatif bagi individu. Orang tidak jarang hilang akal saat marah.

Ada banyak hal yang bisa memicu munculnya marah. Mulai dari merasa tertekan, terhina, terhambat, dibatasi, dicegah, frustrasi, diperlakukan berbeda, sampai adanya penyimpangan norma. Anda mungkin marah jika dihina, dimaki dan disepelekan. Misalnya anda dimaki tidak becus, pecundang, goblok, dan lainnya. Anda mungkin marah jika keinginan anda tidak tercapai. Misalnya anda ingin kenaikan gaji tapi tidak dikabulkan. Anda mungkin marah jika anda dicegah melakukan sesuatu yang anda inginkan. Misalnya, anda dilarang bepergian. Anda mungkin marah jika orang lain tidak melakukan yang anda inginkan. Misalnya pasangan anda tidak membersihkan rumah, selingkuh, dan mabuk. Anda mungkin marah jika sesuatu tidak terjadi seperti yang anda inginkan. Misalnya anda berharap kereta segera datang, tapi malah datang terlambat. Anda mungkin marah mengetahui bahwa teman anda melakukan aborsi, padahal tindakan itu tidak merugikan anda. Anda marah karena tindakan aborsi dianggap keliru dan menyimpang dari norma.

Marah meskipun bernilai negatif tetapi tetap ada. Mengapa? Karena sebenarnya marah juga berguna. Marah memiliki beberapa hal yang menguntungkan bagi manusia. Pertama, marah meningkatkan energi atau intensitas dalam mencapai tujuan. Keterbangkitan marah membuat seseorang akan lebih bertenaga dan lebih fokus, plus lebih semangat mengejar tujuan. Misalnya anda marah karena dihina goblok, maka kemarahan anda membuat anda lebih bersemangat dan lebih keras belajar. Lalu misalnya nilai moral anda terancam dengan berdirinya rumah judi dan rumah bordil besar-besaran, maka lalu anda akan jauh lebih bertenaga dalam menentangnya. Tidak hanya ngedumel, tapi anda juga mau melakukan demonstrasi, bahkan merusak bangunannya.

Kedua, eskpresi marah berguna dalam menyampaikan sesuatu. Kita bisa menyampaikan apa yang sedang dirasakan. Selain itu kita bisa menunjukkan niat kita untuk menyerang atau berbuat destruktif. Ekspresi marah kita itu akan digunakan orang lain sebagai bahan pertimbangan untuk bertindak. Artinya marah yang kita alami akan mempengaruhi orang lain.

Ketiga, ekspresi marah bisa digunakan untuk mengintimidasi orang lain, menghadirkan kesan kuat, dan menunjukkan ancaman. Keberhasilan melakukan hal tersebut bisa membuat seseorang memperoleh sumber daya tertentu dan menghindari ancaman dan bahaya. Misalnya, menagih hutang yang lama tidak bayar sambil menunjukkan ekspresi marah, bisa membuat orang yang ditagih merasa takut sehingga mau membayar hutang.

Keempat, marah mengurangi kecemasan dilukai atau disakiti. Pada saat seseorang marah, perasaan tidak aman menghilang. Marah juga menghambat dan menghilangkan perasaan tidak memiliki harapan sampai ke kesadaran. Artinya, rasa tidak memiliki harapan tetap akan tersimpan sebagai ketidaksadaran dengan munculnya marah.

Terakhir, mengingat tanda-tanda marah dalam diri orang lain menjadikan seseorang bisa menggunakan strategi pemecahan masalah yang efektif dalam menyelesaikan konflik. Misalnya tahu bahwa konflik terjadi karena seseorang marah telah disepelekan, akan mempermudah dalam upaya penyelesaiannya.

Ada orang yang sangat mudah marah. Hampir di semua situasi ia marah-marah. Tidak perduli di rumah, di jalan, di tempat kerja atau dimanapun. Sedikit hal tidak sesuai dengan keinginannya ia akan marah. Orang demikian itu biasa disebut pemarah. Jika marah-marahnya dalam kondisi ekstrim, maka akan disebut mengalami gangguan kepribadian, biasanya dengan istilah kepribadian antisosial. Penderitanya tidak boleh tersinggung sedikitpun. Semuanya harus berjalan sesuai keinginannya. Akibatnya mereka kurang mampu bergaul dengan orang lain. Tidak ada yang mau dekat-dekat pada mereka karena hanya akan dimarahi.

Marah buruk bagi kesehatan. Berhati-hatilah, marah bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke. Hasil penelitian Harvard Medical School menunjukkan hal tersebut. Orang yang paling mudah marah berpeluang tiga kali lipat untuk memiliki penyakit jantung. Marah-marah pada usia muda merupakan prediktor yang baik terhadap terjadinya serangan jantung hari tua. Semakin tinggi marahnya maka semakin tinggi resikonya.

psikologi_2

Mengenal emosi bahagia

Oleh Achmanto Mendatu

Sama halnya seperti emosi marah, emosi bahagia merupakan salah satu jenis emosi yang dianggap sebagai emosi dasar manusia. Beberapa jenis emosi yang maknanya berdekatan adalah senang, aman, nyaman, cinta, damai, dan sayang. Emosi bahagia juga dianggap bersifat universal. Semua orang dari semua bangsa merasakan emosi bahagia.

Apakah yang paling ingin dicapai oleh manusia? Merasakan emosi bahagia. Lain tidak. Berbagai perilaku diarahkan untuk mencapai itu. Kerja sekeras tenaga mencari harta ditujukan agar bahagia hati. Belajar bersusah-susah, agar bahagia hati. Menikah, berpacaran, agar bahagia hati. Orang sangat enggan melepaskan hal-hal yang membahagiakan. Kalaupun dilepaskan, biasanya karena berharap akan mendapatkan rasa bahagia melakukannya. Tanpa emosi bahagia, itulah neraka dunia.

Ekspresi bahagia mudah dikenali. Anda dengan gampang tahu apakah seseorang sedang bahagia atau tidak. Orang yang berbahagia menunjukkan wajah sumringah dan cerah. Tersenyum lebih sering dan lebih lebar. Tertawa lebih kerap. Juga menjadi lebih baik hati dan lebih pemaaf. Jadi, jika anda ingin meminta maaf, lakukan saat si dia sedang bahagia. Anda akan dimaafkan olehnya.

Apa yang membuat anda merasa bahagia? Secara umum, orang merasa bahagia karena tercapainya keinginan dan kesuksesan, memperoleh keberuntungan, mendapatkan penerimaan, serta mempersepsi adanya sesuatu yang menyenangkan. Misalnya orang berbahagia ketika berhasil lulus kuliah. Orang bahagia ketika memperoleh undian. Orang berbahagia saat teman-teman datang membantu dan saat merasa dicintai. Orang berbahagia saat mendengar kebahagiaan. Begitu banyak hal di dunia ini yang bisa menimbulkan emosi bahagia.

Bahagia merupakan sesuatu yang sangat subjektif. Merupakan kesalahan jika menilai bahwa orang yang memiliki semua yang diinginkan orang lebih berbahagia. Mereka yang kaya raya, berkuasa, menawan, dan populer, belum tentu lebih bahagia daripada yang miskin, lemah, jelek dan tidak ada yang mengenal. Namun demikian, harus diakui bahwa kesejahteraan material juga berpengaruh terhadap emosi bahagia yang muncul. Umumnya, semakin makmur seseorang maka emosi bahagia yang dirasakan juga meningkat.

Setiap orang berbeda dalam kapasitasnya merasakan bahagia tergantung kepribadian. Adapun bahagia itu sendiri merupakan sifat kepribadian, yakni kestabilan dalam merasakan hal-hal baik tentang dirinya sendiri dan lingkungan. Artinya ada orang yang nyaris selalu merasakan bahagia sedangkan ada yang sering tidak bahagia. Anda mungkin pernah mendengar ada orang yang pemurung sebaliknya ada orang yang selalu bergembira.

Orang banyak mengalami emosi bahagia atau senang, adalah orang berpeluang panjang umur. Resiko mengalami sakit lebih rendah dibandingkan mereka yang kurang mengalami bahagia. Kekebalan terhadap penyakit juga lebih tinggi. Hal tersebut karena pada saat seseorang mengalami emosi bahagia, kondisi fisiologisnya berada dalam keadaan puncak. Semakin banyak emosi bahagia, akan semakin baik bagi hidupnya.