Enam tahun silam, sejumlah bom meledak hampir serentak di berbagai gereja di Jakarta. Sejak peristiwa itu, peringatan Natal selalu bikin cemas. Aparat bersiaga, tak jarang menenteng senjata. Begitu pula pemburu berita. Mereka terpaksa ikut-ikutan meronda. Kecemasan lantas menjadi penyakit bersama, tanpa memandang agama.


Pohon Natal tertinggi di Indonesia yang dibuat untuk merayakan Natal oleh umat Kristiani di Surakarta menjadi tontonan seluruh warga

Kini, semua orang bersukacita karena malam Natal berlangsung tanpa menorehkan catatan duka. Tragedi berdarah seakan menjadi peristiwa lumrah belaka. Dan kita cenderung lupa, siapapun dan minoritas apapun tak layak dianiaya. Apalagi, dengan alasan berbeda agama.

Mestinya kita sudah lelah, bosan dan gemas. Sebab setiap Desember menjelang, kita digiring pada kecemasan yang selalu berulang.

Karena itu, mestinya kita bersama-sama bangkit melawan, mewujudkan dengan tindakan supaya tak ada lagi kecemasan. Saatnya kita merajut kebersamaan, meniadakan prasangka keimanan dan mewujudkan perdamaian.

Selamat merayakan Natal saudara-saudaraku, semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Siapkan diri kita, melawan adu domba……..